Perbankan Nasional yang dimotori Bank memanfaatkan pasar bebas ASEAN,dengan melakukan penetrasi ke kawasan regional .Genap 1 tahun lagi atau pada 2015,pasar bebas ASEAN berjalan efektif.Tak hanya lalu lintas orang,melainkan arus barang,jasa,hingga uang akan bebas keluar masuk di antara negara-negara anggota ASEAN. Meski demikian,ada pengecualian pada sektor keuangan khususnya perbankan. Alasannya,sesama negara di Asia Tenggara (ASEAN) menyepakati pasar bebas ASEAN untuk sektor perbankan,baru akan berjalan efektif pada 2020.
Besarnya jumlah penduduk Indonesia dinilai banyak kalangan menjadi “pangsa pasar” yang besar dalam pelaksanaan pasar bebas ASEAN termasuk pada sektor perbankan. Pada sektor perbankan,Perhimpunan Bank Umum Nasional (Perbanas) menilai masih banyak penduduk yang belum punya hubungan dengan bank atau unbaked hingga mencapai lebih dari 100 jutaan.
Karenanya menurut Sigit Pramono, Ketua Perbanas,saat ASEAN menjadi one market,jumlah tersebut menjadi target market yang besar.Perbanas,sebagai Organisasi yang beranggotakan 78 bank ditanah air ini berpesan,bank-bank khususnya bank BUMN,harus mampu mempertahankan pasar domestik.Untuk itu,masing-masing individu bank harus mampu memperhatikan kesehatan keuangan yang termasuk di dalamnya mengenai kebutuhan tambahan modal.Perbanas memperkirakan,mulai 2015 bank-bank BUMN juga akan menambah modal mereka.
Di sisi lain menurut Sigit,bank-bank BUMN pun juga harus mampu membuka cabang di negara-negara ASEAN khususnya selain Singapura dan Malaysia.Terkait pembukaan cabang,Dahlan Iskan,Menteri BUMN,pada sebuah kesempatan mengatakan pemerintah berharap bank-bank BUMN harus bisa memanfaatkan peluang pada era perdagangan bebas ASEAN atau yang disebut Masyarakat Ekonomi ASEAN.Menurutnya,jika bank-bank negara tetangga khususnya Singapura dan Malaysia dapat membuka cabang di Indoenesia,hal sebaliknya juga diharapkan terjadi.
Menurut Sigit,bank-bank Indonesia khusunya bank-bank milik negara bisa berkembang khususnya di luar Singapura,Malaysia,Filipina,dan Thailand.Untuk itulah,bank-bank disarankan untuk memperhatikan kesehatannya.Sementara itu dari sisi regulasi,Perbanas optimis Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan memprkuat regulasi perbankan.
Saatnya Mempersiapkan Diri
Ahmad Subhan ,Analis Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menambahkan,selain mesti siap memperkuat permodalan,bank –bank BUMN harus mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia.Selain itu,perbankan milik negara juga disarankan untuk meningkatkan kualitas layanan terutama utnuk layanan lintas transaksi dan negara.
“Bank-bank BUMN masih punya waktu untuk mempersiapkan diri jelang pasar bebas ASEAN sektor perbankan,” ucap Subhan. Waktu yang dimaksud,menurutnya juga dalam hal melihat isu-isu apa saja yang masih dapat disampaikan kepada regulator baik Bank Indonesia maupun pemerintah serta Ototitas Jasa Keuangan.
Subhan mencontohkan,isu-isu yang dapat diamati sekaligus dibicarakan antara lain : mengenai aturan pembukaan cabang bank di negara tetangga dan mengenai produk-produk perbankan apa saja yang bisa dipasarkan. Isu lainnya,mengenai aturan investasi di mana sebaiknya,bank yang dapat memberikan kontribusi nyata pada kegiatan ekonomi.
“Bank-bank melihat isu-isu penting kemudian disampaikan kepada regulator sehingga selanjutnya,disampaikan pada forum ASEAN,” kata Subhan.Menurutnya,komunikasi antar negara-negara anggota ASEAN perlu dilakukan karena pada saat ini berjalan aturan yang berbeda mengenai perbankan.
Terlebih,hingga kini belum ada kejelasan mengenai pelaksanaan pasar bebas sektor perbankan di ASEAN. Kejelasan di antara negara-negara ASEAN,menurut Subhan perlu dilakukan khususnya menyangkut prinsip resiprokal ; aturan yang diberlakukan pada negara setempat akan digunakan untuk bank-bank tersebut ditanah air. Hal lain yang juga perlu diperhatikan soal isu penerapan multiple licence .
Jelang pelaksanaan pasar bebas ASEAN sektor perbankan,bank-bank BUMN kini menyiapkan diri. Persiapan itu diantaranya berupaya memberikan pelayanan terbaik seperti yang tengah dilakukan PT Bank Tabungan Negara atau BTN (Persero) Tbk. Bank Milik Negara yang core business-nya; penyedia pembiayaan kredit perumahaan bagi masyarakat,ini tengah berupaya tidak hanya menjadi local banking melainkan menjadi world class banking .
Langkah perseroan tersebut,juga bentuk persiapan jelang dan menghadapi pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN khususnya pada sektor industri perbankan. Maryono,Direktur Utama BTN,berharap bank milik negara dapat mampu bersaing dengan dengan bank swasta serta asing.
Dari sisi faktor dalam negeri,Maryono berpendapat,laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih tergolong tinggi yakni rata-rata 6%,hal ini merupakan peluang sekaligus tantangan. Tak pelak,agar mampu menjadi world class banking dan mengimbang laju pertumbuhan nasional,bertransformasi dilakukan perseroan.
Jelang pelaksanaan pasar bebas perbankan,BTN menjalin kerja sama dengan perbankan negara tentangga diantaranya dengan Bank Simpanan Nasional Malaysia mengenai layanan remitansi atau jasa pengiriman uang yang dalam hal ini,khususnya uang dari Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia.
Sumber : www.bumntrack.co.id (Majalah BUMN TRACK)