Dahlan Iskan memberi jempol untuk ekspor perdana pisang PTPN VIII. Inilah bukti “kerja,kerja,kerja”.
Jangan heran bila anda menemukan pisang mas berstempel negeri ini ketika berada di negeri tetangga,Singapura.Pasalnya,BUMN,perkebunan PT Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII) sudah mengeskpor buah pisang mas kirana andalannya ini ke negeri jiran tersebut sejak awal Desember 2013 lalu seberat 7,26 ton senilai SGD 5.445 atau sekitar Rp 51 juta.
Tentu saja,ekspor buah hasil negeri sendiri ini pun mendapat respons nan apik dari Menteri BUMN Dahlan Iskan . Inidikarenakan instruksinya kepada PTPTN VIII untuk membangun perkebunan buah tropik telah menjadi kenyataan hingga berhasil melakukan ekspor.
“Saya sendiri kaget minggu lalu di beri tahu,minggu depan ekspor pertama. Ide Januari,Mei tanam,Desember ekspor. Ini saya kaget. Saya berterima kasih. Ini inti dari kerja,kerja,kerja. Ini enggak bisa dikerjakan dengan ngomong,” terang Dahlan saat melepas ekspor perdana buah tersebut di Kebun Jalupang,Subang Jawa Barat. Dahlan pun optimis hasil buah tropis PTPN VIII ini segera membanjiri pasar buah dunia. “Kalau selama ini kita dibanjiri impor,sekarang kita yang akan membanjiri mereka,” katanya.
Dahlan menambahkan,selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri,pengembangan buah tropik oleh PTPN VIII ini juga menyasar pasar ekspor seperti China dan Singapura. “Ini importir beli dari Singapura tapi target kita banyak ekspor ke China yang penduduknya 1,3 miliar orang.Itu perlu buah tropik,”jelasnya.
Ide Dahlan ini memang sepenuhnya telah dikerjakan oleh PTPN VIII dengan menanam buah tropik,seperti pisang,pepaya,manggis,dan durian. Tak tanggung-tanggung,ia pun menginstruksikan BUMN perkebunan ini untuk menanam 3.000 hektar (ha) manggis serta 3.000 ha durian.
“Sambil menunggu manggis dan durian besar,di sela tanaman di tanam pisang dan pepaya.Nanti pisang dan pepaya dimatikan kalau durian dan manggis besar. Nanti di tanam ditempat lain.Terus berputar,” terangnya.
Sebagian penanam buah-buahan yang dikembangkan perseroan ini nantinya bakal dilakukan jugak disela-sela tanaman pokok (teh,karet,dan sawit),termasuk pada lahan-lahan cadangan dan lahan yang akan di konversikan dari tanaman teh .
Pasalnya,lahan tersebut kini sudah tidak mampu menghasilkan produktivitas tinggi akibat menurunnya daya dukung lahan dan ketidaksesuaian lahan untuk komditas teh.
PEMASOK UTAMA PADA 2016
Pengembengan komoditas buah-buahan ini sendiri bagi PTPN VIII memang diharapkan meningkatkan pendapatan perusahaan melalui optimalisasi lahan. Tak hanya itu,perseroan juga melihat adanya potensi besar pasar lokal hingga mancanegara.
Direktor Utama PTPN VIII,Dadi Sunardi mengatakan,ekspor perdana pisang mas Kirana ini membuktikan bahwa manajemen PTPN VIII serius menggarap bisnis di luar komoditi utama lainnya,seperti teh,karet,dan sawit.Sejak dirintis pada 2012 lalu,saat ini luas areal lahan milik PTPN telah mencapai 4.017.02 ha,terdiri atas pisang,pepaya,manggis,durian,alpukat,dan buah lainnya.Dari luasan tersebut,pisang memiliki areal paling luas,yakni 1.342,53 ha.Nantinya,komposisi perkebunan buah yang di tanam perseroan terdiri atas 3.000 ha ditanam buah durian 3.000 ha manggis,2000 ha,dan 10.000 ha pisang.
“Hingga Oktober 2013 untuk pisang sudah menghasilkan 93.279 kg dan pepaya 3.742 kg. Komoditas ini dijual ke beberapa distributor dan prognosis sampai akhir Desember 2013 diperkirakan laba yang akan diperoleh PTPN VIII sebesar Rp 1.040.000.000,” terang Dadi.
Dadi pun mengaku bahwa sejak 2012 perseroan telah mendapat instruksi dari Menteri Dahlan supaya bisa lebih aktif lagi dalam menggenjot hasil pertanian PTPN VIII yang ditujukan guna menangkap peluang potensi pasar yang besar ini juga sejalan dengan aturan pemerintah yang memberlakukan pembatasan hortikultura untuk sejumlah komoditas buah-buahan.Hal ini akan membuat pasar buah-buahan tropis dalam negeri akan semakin membesar.
Perseroan sendiri juga menargetkan pada 2016 nanti bisa menjadi salah satu pemasok utama produk buah-buahan bernilai tinggi diwilayah Jawa Barat,Banten,dan DKI Jakarta.Karenanya,PTPN VIII terus berupaya menambah luasan areal tanaman buah-buahan hingga mencapai 18.214 hektare.
Sekedar diketahui,Menteri Dahlan sendiri memang telah menggalakkan “revolusi oranye” yang digagas Institut Pertanian Bogor sejak November 2012 silam,yaitu mengembangkan buah tropis di Indonesia.Mualanya,ide ini dicetuskannya dengan menggagas penanaman tiga jenis buah-buahan,yakni durian,manggis,dan mangga,untuk diekspor ke Tiongkok.Selain menanam buah tropis yang dijadikan fokus tersebut,jugak akan diselingi dengan penanaman pepaya ataupun pisang.
“Pemikirannya berawal karena selama ini kita selalu dibanjiri buah Tiongkok.Kenapa kita tidak memanfaatkan keinginan Tiongkok akan buah tropis yang sangat besar itu,” tutur Dahlan kala itu.
Tentunya,dengan program “revolusi orange” yang terus digalakkan ini,setidaknya BUMN-BUMN kini diharapkan terus memiliki kemampuan menaikkan angka ekspor dan mengurangi defisit neraca perdagangan. Semoga.
Sumber : www.bumntrack.co.id (Majalah BUMN TRACK)