Pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia perlu melindungi dan merawat industri minyak sawit nasional yang telah membawa Indonesia menjadi pemain global. Jangan mengulang sejarah kegagalan rempah-rempah, gula, daging sapi, kayu di masa lalu karena salah urus
Indonesia pernah dikenal di dunia internasional sebagai salah satu produsen terbesar beberapa komoditas. Pada masa kolonial, Indonesia pernah dikenal sebagai produsen rempah-rempah yang membuat negara-negara Eropa “cakar-cakaran” merebut Indonesia. Pada masa Orde Lama Indonesia juga dikenal sebagai eksportir terbesar gula dan daging sapi. Namun gagal urus sehingga berubah menjadi salah satu importir terbesar dunia.
Pada masa awal Orde Baru juga sempat dikenal sebagai produsen kayu log terbesar dunia yang juga salah urus. Dan saat ini menjadi pengimpor kayu olahan. Yang tersisa adalah hutan yang rusak dan gundul. Ironinya, negara-negara yang dulu bagian dari dan menikmati industri log Indonesia seperti Uni Eropa, Amerika Serikat dan Jepang kini malah menyerang Indonesia atas kerusakan hutan yang terjadi, padahal mereka juga lebih dahulu menghabisi hutannya.
Sejak pertengahan Orde Baru sampai saat ini Indonesia hanya menjadi pasar bagi negara lain. Industri yang berkembang seperti industri otomotif, industri elektronika, IT, industri keuangan, bahkan industri pangan sebagian besar berakar di negara-negara lain. Secara umum kandungan impor industri-industri tersebut mencapai 60-70 persen, sehingga Indonesia praksis hanya menjadi pasar negara lain.
Satu-satunya harapan yang tersisa dari bumi Indonesia adalah industri minyak sawit. Saat ini Indonesia telah menjadi produsen minyak sawit terbesar dunia dengan pangsa sekitar 53 persen. Setiap tahun industri minyak sawit menghasilkan devisa negara sekitar 18-22 miliar dollar hasil ekspor minyak sawit ke 150 lebih negara di dunia. Industri minyak sawit tersebut murni hasil karya rakyat Indonesia dari 190 kabupaten di Indonesia. Dan sekitar 45 persen dihasilkan oleh sawit rakyat.
Industri minyak sawit telah membawa Indonesia menjadi pemain global bukan hanya pada pasar minyak sawit tetapi juga pada pasar minyak nabati dunia. Selain industri minyak sawit, dalam sejarah Indonesia belum pernah ada industri yang mampu membawa Indonesia sebagai pemain dunia, yang murni hasil karya rakyat Indonesia dan menghasilkan devisa yang begitu besar. Peluang memperbesar industri sawit kita masih cukup besar karena masih pada fase awal perkembangan. Melalui industrialisasi sawit yang sedang berlangsung di Indonesia yakni peningkatan produktivitas kebun sawit dan percepatan hilirisasi tiga jalur (oleofood, oleokimia, biofuel) Indonesia akan menjadi pemain global yang lebih luas, lebih besar dan lebih berkualitas lagi.
Oleh karena itu, pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia perlu proaktif melindungi dan merawat sebaik mungkin industri minyak sawit nasional. Negara harus hadir pada industri minyak sawit menjaga kepentingan nasional. Pemerintah jangan salah urus industri minyak sawit dan mengulang sejarah kegagalan rempah-rempah, gula, daging sapi serta kayu log di masa lalu. Masyarakat juga jangan mudah terpengaruh oleh kampanye LSM anti sawit yang dibiayai negara-negara barat untuk menghancurkan industri besar minyak sawit Indonesia.
Sumber : http://bumn.go.id/ptpn5/berita/0-Industri-Sawit-Bawa-Indonesia-ke-Level-Dunia