KOTA PAHLAWAN, adalah julukan utama bagi Kota Surabaya. Julukan ini dipersembahkan langsung oleh Presiden pertama Republik Indonesia, Ir.H.Soekarno, tanggal 10 November 1950. Selain Kota Pahlawan, Surabaya juga dikenal sebagai kota Adipura Kencana. Adipura Kencana adalah predikat yang disandang kota terbersih di Nusantara. Karena beberapa julukan tersebut mengundang rasa penasaran bagi beberapa orang di kota yang berbeda, sehingga membuat mereka ingin berkunjung ke kota yang pernah mendapat penghargaan Adipura Kencana ini. Seperti kunjungan kita dengan bapak-bapak dan ibu-ibu dari Kabupaten Timor Tengah Selatan beberapa waktu lalu.
1. Tris Flowers Surabaya
Rabu, 18 Juli 2018 DISPERINDAG Kab. Timor Tengah Selatan melakukan kunjungan di beberapa tempat industri rumah tangga yang ada di Surabaya.Sebanyak 15 peserta perwakilan dari pengrajin ditemani 3 orang pendeta dari kabupaten Timor Tengah Selatan berkunjung ke Tris Flowers yang beralamat di Jl. Jambangan. Peserta turun langsung untuk mencoba mendaur ulang botol bekas dan plastik bekas untuk dijadikan barang yang memiliki nilai, seperti menjadi bunga, tutup saji, cup lampu dan lain-lain. Kegiatan kunjungan ini membuat peserta menambah ide untuk dikembangkan di daerah masing-masing. Terbukti dari banyaknya peserta yang bertanya dan fokus untuk mempelajari cara mendaur ulang plastik bekas menjadi setangkai bunga yang cantik. Bunga-bunga plastik bekas ini bisa dikembangkan lagi menjadi gaun yang cantik loh. Bahkan tutup botol bekas pun bisa dimanfaatkan untuk alas sebagai ganti karpet lantai. Bagaimana tertarik untuk berkunjung ke Surabaya ?
2. Enceng Gondok
Eceng Gondok adalah jenis tumbuhan yang hidup dengan cara mengapung di air. Tanaman dengan nama ilmiah Eichhornia Crassipes ini sangat mudah ditemukan hidup di rawa-rawa atau sungai di berbagai daerah di Indonesia. Tanaman Eceng Gondok dapat tumbuh dengan sangat cepat sehingga tidak membutuhkan waktu lama bagi Eceng Gondok untuk menyebar dan menutupi seluruh permukaan sungai atau rawa. Dalam waktu 7 bulan saja, 10 buah tumbuhan Eceng Gondok dapat berubah menjadi 700.000 tumbuhan. Oleh karena itu, Eceng Gondok sering dikategorikan sebagai gulma yang dapat merusak lingkungan perairan. Ditangan seorang pengrajin asal Surabaya eceng gondok bisa diolah menjadi produk yang bermanfaat dan memiliki nilai jual. Peserta dari kegiatan kunjungan pun disambut dan diberikan arahan untuk menganyam eceng gondok yang sudah kering. Gulma yang sudah kering ini pun disulap menjadi meja, kursi, tas, topi dan lain-lain. Ilmu dan kreativitas inilah yang didapat oleh para peserta dari kabupaten Timor Tengah Selatan untuk dikembangkan dan ditularkan di daerah masing-masing.
3. Batik Aroma Therapy Al Warits, Madura
Batik adala kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu yang memiliki kekhasan. Tenun merupakan teknik dalam pembuatan kain yang dibuat dengan prinsip yang sederhana, yaitu dengan menggabungkan benang secara memanjang dan melintang. Dengan kata lain bersilangnya antara benang lusi dan pakan secara bergantian.Kain tenun biasanya terbuat dari serat kayu, kapas, sutra, dan lainnya. Batik sebagai kain khas Jawa dan Tenun adalah kain khas Nusa Tenggara, perbedaan inilah yang membuat peserta ingin melihat proses pembuatan batik. Batik Al-Warits Bangkalan, Madura menjadi tempat kunjungan kita di hari terakhir. Mengapa batik Al-Warits ? Batik Al-Warits ini memiliki ciri khas yang wangi aroma terapi. Wangi aroma terapi dari batik ini mengundang rasa penasaran peserta, apa bisa peserta menerapkannya pada kain tenun mereka ? Tentunya, dengan adanya kegiatan ini para pengrajin antar pulau ini dapat saling bertukar fikiran maupun ide untuk mengembangkan bisnis masing masing. Para peserta juga dapat melihat ragam kain batik yang terpajang di butik batik Al-Warits. Hal ini dapat menambah wawasan tentang kebudayaan yang ada di Indonesia.
4. Tali Agel, Madura
Masih di madura, dari batik Al-Warits kita ke Pengrajin Tali Agel. Tali agel adalah Tali dari daun agel yang juga disebut pohon gebang. Daun yang telah dikeringkan dan diserut kemudian dipilin menggunakan mesin khusus sehingga membentuk tali yang begitu unik dan kuat. Tali agel ini sering digunakan dalam produksi undangan. Biasanya untuk pemanis undangan yang bersifat etnik. Di Bangkalan Madura, tali agel malih rupa menjadi bahan baku handycraft cantik. Jangan lagi tanya siapa peminatnya, sebab para kolektor dari mancanegara sudah pada antri untuk memesan hasil kreativitas ini. Para peserta kemudian berkunjung ke pusat Daun Agel Handycraft milik ibu Faiqatul Himmah di Jalan Graha Candra Lavender Blok M/4, Bangkalan, Madura. Dari kunjungan singkat tersebut ternyata di Kabupaten Timor Tengah Selatan ada banyak lahan yang ditumbuhi Daun gebang yang dianggap gulma oleh masyarakat setempat, percakapan singkat sambil sesekali mencoba membuat beberapa produk.