Asosiasi Petani Kelapa Sulawesi Utara (Apeksu) meminta, sebagian dana Corporate Social Responsibility(CSR) badan usaha milik negara(BUMN) dialokasikan membantu petani kelapa.
“Dengan adanya dana CSR BUMN, maka petani kelapa bisa melakukan ekspansi produk turunan kelapa tidak hanya terpaku pada pengolahan menjadi kopra saja,” kata Sekjen Apeksu, Emil Mamesah di Manado, Kamis.
Emil mengatakan, karena hanya terpaku kepada kopra, maka ketika terjadi gejolak harga misalnya harga turun, maka petani tidak pilihan lain, akibatnya karena harga rendah maka pendapatan jadi berkurang.
“Program yang paling memungkinkan mengangkat tingkat kesejahteraan petani kelapa yakni memperbanyak produk turunan, terutama komoditas yang dicari pasar termasuk pasar luar negeri,” kata Emil.
Untuk mewujudkan program ekstensifikasi jenis produk tersebut, membutuhkan dana yang tidak cukup, sementara petani sendiri tidak memiliki dana untuk itu.
“Nah BUMN punya dana CSR baik dalam bentuk program kemitraan maupun bina lingkunga, jumlahnya cukup besar, kalau itu disalurkan ke petani kelapa, maka program perbanyak produk turunan optimistis dapat dipratekkan petani,” kata Emil.
Perkembangan harga kopra saat ini di Sulut cenderung melemah, hingga pertengahan Desember 2012 jatuh ke posisi Rp3.150 hingga Rp3.250 per kilogram(Kg), padahal komoditas tersebut pernah menyentuh Rp10.000.
Bila program perbanyak produk turunan kelapa bisa terwujud, maka petani akan punya pilihan, kalau harga kopra turun misalnya, mengolah kelapa menjadi jenis lain yang harganya lebih baik, begitu seterusnya.
Kelapa merupakan salah satu komoditas andalan petani di Sulut, karena sekitar 150 ribu kepala keluarga di daerah ini menyandarkan hidupnya dari hasil perkebunan kelapa. (ant/as)
sumber : http://www.ciputranews.com/