Kamis,6 Februari 2014 22:04 WIB
SURYA Online, SURABAYA – Penilaian minimnya kesadaran pelaku UMKM dinilai kurang tepat oleh Komunitas UMKM Jatim (Kukim). Komunitas yang berisi pelaku UMKM itu menilai pelaku UMKM sebenarnya sudah memehami pentingnya dukungan perbankan. Tapi kondisi yang ada sebenarnya, mereka sulit menembus perbankan.
Wakil Ketua Kukim, Sofyan Hadi mengatakan paradigma yang menyebut banyak pelaku UMKM belum melek Perbankan sebenarnya perlu dicermati lagi. “Banyak pelaku yang datang ke bank untuk mencari tambahan modal, tapi mereka akhirnya ‘menyerah’ karena sulitnya proses administrasi dan jangka waktu yang lama untuk kepastian bisa tidaknya dapat kredit,” kata Sofyan, saat dihubungi, Kamis (6/2/2014) malam.
Menurut Sofyan, para pelaku UMKM hanya berharap proses administrasi yang mudah dan cepat. Tapi hal itu sulit mereka temui di Perbankan. Akhirnya, daripada lari ke bank, pelaku usaha lebih banyak yang mencari bantuan dana ke BUMN yang menawarkan program khusus.
Sofyan yang juga menjalankan usaha makanan olahan ikan ini menceritakan bagaimana pengalamannya yang batal mengajukan kredit bank. “Waktu itu saya ikut pameran Pemprov Jatim, dan animo pengunjung besar, karena kualahan, saya memutuskan mengajukan kredit ke bank, tapi ternyata persyaratannya banyak sekali termasuk harus menyertakan sertifikat, syarat admistrasi terpenuhi, ternyata proses survei belum ada kepastian, ya sudah saya batalkan dan saya justru dapat pinjaman dari CSR BUMN yang prosesnya hanya sehari cair,” papar Sofyan.
Bantuan program khusus dari BUMN menjadi favorit pelau UMKM, karena mereka bisa mendapat keuntungan ganda. Bukan hanya bisa cepat dapat pinjaman dengan proses cepat, pelaku UMKM juga bisa diajak ikut pameran dan pelatihan.
Sumber : http://surabaya.tribunnews.com/